Judul di atas terinspirasi dan merupakan terjemah bebas dari satu pepatah atau peribahasa Arab, "Faaqidusy-syai' laa yu'thi." Bagi pembaca budiman yang mendalami dan menguasai mahfuzhat atau peribahasa Arab, mohon koreksinya jika saya keliru. Pepatah Arab ini pertama kali saya dengar waktu masih kuliah di IAIN Sunan Kalijaga Jogja (sekarang UIN), dari Prof. Dr. Muhammad Chirzin, M.Ag.
Selengkapnya peribahasa tersebut mengandung makna bahwa orang yang tidak memiliki sesuatu, pasti tidak dapat memberi. Apa yang akan diberikan, padahal ia tidak memiliki apa-apa. Pertanyaannya, apa yang akan kita berikan kepada orang lain? Harta, tenaga, waktu, ilmu, atau apa?
Bagi orang kaya yang memiliki banyak harta, tentu ia bisa memberikan atau menyedekahkan sebagian hartanya kepada orang yang membutuhkan. Apakah sedekahnya bermanfaat? Pasti! Banyak firman Allah swt. dan sabda Nabi saw. menjelaskan tentang hal ini. Bahkan, Imam Ali k.w. menegaskan bahwa harta kita yang akan kekal itu bukan yang ada di tabungan, deposito, atau saham. Tetapi, harta yang akan kekal dan menjadi bekal kita kelak di akhirat adalah harta yang kita sedekahkan.
Sementara itu, orang yang berilmu atau ilmuwan bisa berbagi ilmu kepada orang yang memerlukan pencerahan. Jangan tanya apa manfaatnya berbagi ilmu. Sangat banyak! Membagikan ilmu kepada orang lain itu tidak menjadikan ilmu yang kita miliki berkurang. Justru dengan berbagi ilmu, ilmu yang ada dalam otak kita akan makin berkembang.
Inti catatan yang saya tulis ini sebenarnya terletak pada keutamaan berbagi ilmu. Saya ingin mencontoh tradisi baik (katakanlah bid'ah hasanah) yang dilakukan oleh Dr. Ngainun Na'im, M.Ag., dosen STAIN Tulungagung, yang aktif dan terus menulis tiap hari, berbagi ilmu tiap hari. Dengan melakukan kebiasaan ini, kita akan memetik dua manfaat. Pertama, dengan membiasakan menulis dan berbagi ilmu tiap hari, kita akan terlecut untuk aktif melakukan kegiatan membaca tiap saat. Kembali kepada judul catatan ini, bagaimana mungkin kita bisa aktif berbagi ilmu tiap hari, jika ilmu yang kita miliki dangkal, cetek. Kedua, dengan berbagi ilmu dan menulis tiap hari, ilmu kita akan makin berkembang. Selain itu, kemampuan menulis kita pun akan makin terasah. Dan, yang pasti, kita akan sehat lahir-batin, jasmani-rohani.
Bismillah! Mari mentradisikan kegiatan menulis tiap hari, yang ditopang oleh kegiatan membaca tiap saat. Semoga bermanfaat dan akan segera terbentuk peradaban ilmu di negeri ini. [ ]
Sendangtirto Jogja, 13 Maret 2014, 21:25
Tidak ada komentar:
Posting Komentar